Kegiatan Kerja sama antara Persatuan Perawat nasional Indonesia (PPNI) dengan Canadian Nurses Asspciation (CNA) dibawah projek Strengthening National Network Nursing Program (SNNNAP) telah menginjak pada tahun kedua di periode kedua yaitu 2007-2012. Sebagai bukti pertanggung jawaban dan upaya monitoring serta media sharing diantara negara negara yang membina kerja sama tersebut dilakukan Study Tour setiap 2 (dua) tahun dan pada kali ini dilaksanakan di Halifax, Nova Scotia, Canada, 1-11 Juni 2010.
Delegasi Indonesia dihadiri oleh Prof Achir Yani, DNSc dan Yupi Supartini, SKp MSc dengan kegiatan 2 bagian besar yaitu Workshop SNNNAP dan Bieneum Canadian Nurses Association. Workshop SNNNAP itu sendiri mencakup 2 (dua) kegiatan yaitu Laporan perkembangan dan hasil; konsultasi serta “monitoring mission” dari masing masing negara dengan pihak CNA.
Minggu pertama kegiatan study tour adalah workshop untuk negara negara yang tergabung dalam Projek SNNNAP yaitu Indonesia, Vietnam, Ethiopia, Nicaragua, Elsavador, SANAM (South Africa), Senegal dan Burkina Faso serta pertemuan individual masing masing negara dengan pihak Cadian Nurses Association selaku fasilitator dalam kegiatan projek kerjasama ini. Visi dari projek kerjasama CNA dengan semua negara pada dasarnya sama yaitu Memperkuat Asosiasi Perawat untuk Global Health Equity pada tahun 2012.
Pengalaman belajar (Lesson learned ) yang didapat selama mengikuti workshop adalah sebagai berikut:
1. Jika dibandingkan dengan negara negara lain, maka Indonesia sudah jauh lebih maju dan banyak hasil yang sudah dicapai melalui kerja sama nii. Hasil yang dicapai selama bekerja sama dengan CNA berupa produk maupun proses maju yang masih sedang berlangsung, seperti:
• Indonesia menjadi anggota International Nurses Association (ICN) yang ke 123 pada dasarnya karena dihantarkan dan mendapatkan dukungan penuh dari CNA
• Proses Persiapan Undang Undang Keperawatan mulai dari penyusunan Draft RUU, perangkat Undang undang berupa Standar Kompetensi, Kode Etik, Sistem Uji Kompetensi Nasional dan Sistem Pendidikan Berkelanjutan telah dipersiapkan oleh PPNI sejak 5 (lima) tahun yang lalu dan diantaranya melalui kegiatan kerja sama ini. Pada kegiatan tahunan yang terbagi menjadi 3 kwartal terakomodasi kegiatan kegiatan yang mendukung proses percepatan RUU Keperawatan tersebut berupa Sosiakisasi Draft RUU, Advokasi, Dialog dan Lobbi dengan stakeholder terkait maupun parlemen.
• Dokumen yang berupa produk adalah: 1). Buku Etik (jilid 1 dan 2), Standar Praktek Perawat, 3). Pedoman Penerapan Praktek mandiri, 4). Pedoman Asuhan Keperawatan Klien dengan HIV Aids, 5). Pedoman penyelenggaraan Pelatihan dan PBP, 6). Modul Asuhan Keperawatan Komunitas dan Asuhan Keperawatan Keluarga: 13 modul, 7). Pedoman pelaksanaan Manajemen Information System, . Hasil Riset Gender Empowermen, 9). Draft Standar Kompetensi Perawat Spesialis, 10). Buku Putih II (draft), 11). Draft RUU, 12). Sistem Uji Kompetensi Nasional Perawat Indonesia, 13). 2 (dua) set Naskah soal Uji Kompetensi Perawat Nasional Indonesia, 14). Hasil Seminar Sosialisasi Jenjang Karir Perawat Profesional, 15). Hasil Seminar draft RUU Keperawatan, 16). Hasil Seminar Leadership & Gender Empowerment, 17). Hasil Seminar Sistem Uji Kompetensi Nasional Perawat Indonesia, 1. Hasil Uji coba Pedoman Praktek Mandiri, 19). Hasil Uji coba Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
2. Satu hal yang dirasakan menjadi masalah yang cukup sulit dipecahkan bagi Perawat Indonesia adalah masalah keanggotaan (membership), walaupun pada hampir semua negara partner SNNNAP hal ini juga menjadi masalah.
“Lesson learned “terkait peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang didapat selama workshop adalah terkait “Best Practice Guidelines”, yang disampaikan oleh Irmajean Bajnok, Director International Affairs &Best Practice Guideline Program & Centre for Professional Nursing Excelence, Registered Nurse Association of Ontario (RNAO), yang telah di launching sejak tahun 1999 dengan dukungan dana penuh dari pemerintah Daerah Ontario, Canada. BPG merupakan pernyataan sistematis berdasarkan pada bukti yang tersedia untuk membantu para praktisi mengambil keputusan klinik untuk kepentingan klien, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan pada klien dan menurunkan perbedaan praktek pelayanan dan biaya asuhan yang sangat bervariasi dengan penjelasan bukti ilmiah hasil riset, ilmu pengetahuan yang mendasari praktek klinik dan menghentikan tindakan keperawatan yang tidak efektif serta identifikasi perbedaan dalam pelaksanaan praktik klinik. Hal yang baik dipelajari dari program ini juga terkait Hubungan antara Lingkungan Kerja Perawat dengan Praktik Berbasis Evidence (Evidence Based Practice) serta hubungan dengan Stakeholder terkait. Hal yang menarik dari Upaya mencapai Visi dalam Keperawatan melalui Best Practice ini dengan menggunakan Strategi Mencapai Perubahan dengan kendaraan “Rollercoaster”, yang menjelaskan fase fase yang harus dilalui dalam perubahan serta tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyikapinya. Latihan Pengkajian Lingkungan dengan menggunakan instrumen Best Practice dinilai sangat baik untuk ditelaah dan bila mungkin diterapkan.
Berkaitan dengan penguatan Manajemen Organisasi, masukan dari workshop yang bermanfaat untuk diterapkan adalah: Bagaimana mencari sumber sumber masukan bagi organisasi dan menulis proposal yang efektif (sharing pengalaman dari CNA). Selain dari iuran anggota, dukungan projek pemerintah dan non pemerintah, CNA juga mendapatkan sumber dana organisasi dari hasil kerja sama dengan perusahaan yang terkait kesehatan dan kegiatan kegiatan yang dilaksanakan yang mendpatkan untung seperti Seminar/workshop yang dilaksanakan pada Bieneum ( pertemuan organisasi 2 tahunan) atau Penggalian dana (Fund rising).
Dalam hal manajemen projek kerjasama PPNI dan CNA, dari hasil pembahasan evaluasi dan monitoring dalam rapat khusus yang dihadiri oleh Vicki Campbell, Donna Brunskill, Christine Rieck Buckley,,Yupi Supartini dan Achir Yani Hamid. (lihat notulen rapat terlampir), disimpulkan kegiatan kerjasama akan berakhir pada tahun 2012 sesuai dengan kontrak awal di tahun 2007, namun sesuai dengan kesepakatan dana bantuan dari CNA lebih banyak akan digunakan untuk pelaksanaan kantor PPNI dan komunikasi saja, mengingat semua kegiatan ini sudah diselesaikan dalam 3 tahun belakangan ini, hanya tersisa beberapa kegiatan dan lebih banyaknya kegiatan evaluasi dan monitoring dengan menggunakan dana In kind dari PPNI. Kendatipun demikian secara umum dalam sambutannya saat dinner dengan board members, CEO menyampaikan sedang berusaha untuk mendapatkan tambahan dana bantuan dari JICA untuk kegiatan partnership ini.
Pada saat makan malam dengan CNA Board Members, Mantan Ketua Umum PP PPNI, Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc mendapatkan kehormatan untuk menyampaikan kata sambutannya yang disusul dengan pemberian plakat INNA/PPNI kepada CEO of CNA. Kata sambutan dan beberapa foto saat kunjungan terlampir.
Oleh :
Prof. Achir Yani S. Hamid, MN., DNSc.
Yupi Supartini, SKp., MSc.
Pengalaman belajar (Lesson learned ) yang didapat selama mengikuti workshop adalah sebagai berikut:
1. Jika dibandingkan dengan negara negara lain, maka Indonesia sudah jauh lebih maju dan banyak hasil yang sudah dicapai melalui kerja sama nii. Hasil yang dicapai selama bekerja sama dengan CNA berupa produk maupun proses maju yang masih sedang berlangsung, seperti:
• Indonesia menjadi anggota International Nurses Association (ICN) yang ke 123 pada dasarnya karena dihantarkan dan mendapatkan dukungan penuh dari CNA
• Proses Persiapan Undang Undang Keperawatan mulai dari penyusunan Draft RUU, perangkat Undang undang berupa Standar Kompetensi, Kode Etik, Sistem Uji Kompetensi Nasional dan Sistem Pendidikan Berkelanjutan telah dipersiapkan oleh PPNI sejak 5 (lima) tahun yang lalu dan diantaranya melalui kegiatan kerja sama ini. Pada kegiatan tahunan yang terbagi menjadi 3 kwartal terakomodasi kegiatan kegiatan yang mendukung proses percepatan RUU Keperawatan tersebut berupa Sosiakisasi Draft RUU, Advokasi, Dialog dan Lobbi dengan stakeholder terkait maupun parlemen.
• Dokumen yang berupa produk adalah: 1). Buku Etik (jilid 1 dan 2), Standar Praktek Perawat, 3). Pedoman Penerapan Praktek mandiri, 4). Pedoman Asuhan Keperawatan Klien dengan HIV Aids, 5). Pedoman penyelenggaraan Pelatihan dan PBP, 6). Modul Asuhan Keperawatan Komunitas dan Asuhan Keperawatan Keluarga: 13 modul, 7). Pedoman pelaksanaan Manajemen Information System, . Hasil Riset Gender Empowermen, 9). Draft Standar Kompetensi Perawat Spesialis, 10). Buku Putih II (draft), 11). Draft RUU, 12). Sistem Uji Kompetensi Nasional Perawat Indonesia, 13). 2 (dua) set Naskah soal Uji Kompetensi Perawat Nasional Indonesia, 14). Hasil Seminar Sosialisasi Jenjang Karir Perawat Profesional, 15). Hasil Seminar draft RUU Keperawatan, 16). Hasil Seminar Leadership & Gender Empowerment, 17). Hasil Seminar Sistem Uji Kompetensi Nasional Perawat Indonesia, 1. Hasil Uji coba Pedoman Praktek Mandiri, 19). Hasil Uji coba Pedoman Penyelenggaraan Pelatihan
2. Satu hal yang dirasakan menjadi masalah yang cukup sulit dipecahkan bagi Perawat Indonesia adalah masalah keanggotaan (membership), walaupun pada hampir semua negara partner SNNNAP hal ini juga menjadi masalah.
“Lesson learned “terkait peningkatan kualitas pelayanan keperawatan yang didapat selama workshop adalah terkait “Best Practice Guidelines”, yang disampaikan oleh Irmajean Bajnok, Director International Affairs &Best Practice Guideline Program & Centre for Professional Nursing Excelence, Registered Nurse Association of Ontario (RNAO), yang telah di launching sejak tahun 1999 dengan dukungan dana penuh dari pemerintah Daerah Ontario, Canada. BPG merupakan pernyataan sistematis berdasarkan pada bukti yang tersedia untuk membantu para praktisi mengambil keputusan klinik untuk kepentingan klien, dengan tujuan untuk meningkatkan kualitas asuhan pada klien dan menurunkan perbedaan praktek pelayanan dan biaya asuhan yang sangat bervariasi dengan penjelasan bukti ilmiah hasil riset, ilmu pengetahuan yang mendasari praktek klinik dan menghentikan tindakan keperawatan yang tidak efektif serta identifikasi perbedaan dalam pelaksanaan praktik klinik. Hal yang baik dipelajari dari program ini juga terkait Hubungan antara Lingkungan Kerja Perawat dengan Praktik Berbasis Evidence (Evidence Based Practice) serta hubungan dengan Stakeholder terkait. Hal yang menarik dari Upaya mencapai Visi dalam Keperawatan melalui Best Practice ini dengan menggunakan Strategi Mencapai Perubahan dengan kendaraan “Rollercoaster”, yang menjelaskan fase fase yang harus dilalui dalam perubahan serta tindakan apa yang harus dilakukan untuk menyikapinya. Latihan Pengkajian Lingkungan dengan menggunakan instrumen Best Practice dinilai sangat baik untuk ditelaah dan bila mungkin diterapkan.
Berkaitan dengan penguatan Manajemen Organisasi, masukan dari workshop yang bermanfaat untuk diterapkan adalah: Bagaimana mencari sumber sumber masukan bagi organisasi dan menulis proposal yang efektif (sharing pengalaman dari CNA). Selain dari iuran anggota, dukungan projek pemerintah dan non pemerintah, CNA juga mendapatkan sumber dana organisasi dari hasil kerja sama dengan perusahaan yang terkait kesehatan dan kegiatan kegiatan yang dilaksanakan yang mendpatkan untung seperti Seminar/workshop yang dilaksanakan pada Bieneum ( pertemuan organisasi 2 tahunan) atau Penggalian dana (Fund rising).
Dalam hal manajemen projek kerjasama PPNI dan CNA, dari hasil pembahasan evaluasi dan monitoring dalam rapat khusus yang dihadiri oleh Vicki Campbell, Donna Brunskill, Christine Rieck Buckley,,Yupi Supartini dan Achir Yani Hamid. (lihat notulen rapat terlampir), disimpulkan kegiatan kerjasama akan berakhir pada tahun 2012 sesuai dengan kontrak awal di tahun 2007, namun sesuai dengan kesepakatan dana bantuan dari CNA lebih banyak akan digunakan untuk pelaksanaan kantor PPNI dan komunikasi saja, mengingat semua kegiatan ini sudah diselesaikan dalam 3 tahun belakangan ini, hanya tersisa beberapa kegiatan dan lebih banyaknya kegiatan evaluasi dan monitoring dengan menggunakan dana In kind dari PPNI. Kendatipun demikian secara umum dalam sambutannya saat dinner dengan board members, CEO menyampaikan sedang berusaha untuk mendapatkan tambahan dana bantuan dari JICA untuk kegiatan partnership ini.
Pada saat makan malam dengan CNA Board Members, Mantan Ketua Umum PP PPNI, Prof. Achir Yani S. Hamid, MN, DNSc mendapatkan kehormatan untuk menyampaikan kata sambutannya yang disusul dengan pemberian plakat INNA/PPNI kepada CEO of CNA. Kata sambutan dan beberapa foto saat kunjungan terlampir.
Oleh :
Prof. Achir Yani S. Hamid, MN., DNSc.
Yupi Supartini, SKp., MSc.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar Disini