Terapi sengat lebah atau Apipuntur telah diakui oleh WHO (Organisasi Kesehatan dunia) pada konferensi ke II terapi akupungtur lebah dan apiterapi di Nanjing Cina tahun 1993, sebagai alternatif pengobatan. Terapi pengobatan sengat lebah dapat dipertanggung jawabkan secara ilmiah maupun medis. terapi ini telah dikenal ribuan tahun lalu dan jutaan orang telah terbantu dengan pengobatan ini.
Disebutkan dalam Al quran surat An Nahl ayat 68-69, di dalam madu lebah terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Ayat tersebut menjabarkan pada manusia, lebah memiliki khasiat yang dapat menyembuhkan bermacam-macam penyakit.
Produk turunan yang dihasilkan lebah ada 13, di antaranya madu, propolis, royal jelly, pollen, bee venom, lilin lebah, madu sarang, roti lebah, larva lebah, dan phedra. Pengobatan dengan menggunakan lebah biasa disebut Aphitherapy (apiterapi), yang berasal dari perpaduan bahasa Latin, aphis berarti lebah dan therapy, pengobatan.
Apiterapi didefinisikan sebagai upaya pengobatan komplementer untuk tujuan prefentif, kuratif, dan rehabilitasi menggunakan lebah dan produk turunannya. Salah seorang terapis sengat lebah, Oman, mengatakan, penggunaan madu lebah untuk kesehatan telah diketahui sejak ribuan tahun lalu. Penggunaan sengat lebah untuk meringankan nyeri sendi dan artritis telah lama dilakukan oleh bangsa Yunani. Pelopornya adalah bapak kedokteran modern, Hippocrates.
Selain itu, Dr. Philip Tere dari Perancis pernah meneliti hubungan antara sengat lebah dan rematik. Sebelumnya, tahun 1864, Prof. Libowsky melaporkan kesembuhan pasiennya yang menderita rematik dan neuralgia setelah diterapi dengan sengatan lebah.
Pengobatan menggunakan sengat (bisa) lebah dikenal sebagai apipuntur. Apipuntur, kata Oman adalah bagian dari apiterapi. Apipuntur memanfaatkan bee venom dan metode akupuntur. Lebah untuk terapi ini jenis Apis mellifera dan Apis cerana. Apipuntur sendiri merupakan bagian dari apiterapi.
Sengat atau racun lebah sangat baik untuk menormalkan segala aktivitas pembuluh darah dan saraf. “Hasil penelitian menunjukkan bahwa sengat lebah mengandung melitin, apamin, peptida 401 (MDC), inhibitor protease, dan norepinephrine,” kata terapis yang mendalami pengobatan sengat lebah sejak tahun 2000 itu.
Apiterapi secara umum dimanfaatkan untuk meredakan gangguan rematik, masuk angin, flu, salah urat, hingga penyakit berat, seperti darah tinggi, diabetes, dan kanker. Cara itu pun diklaim efektif untuk mengobati penyakit degeneratif, seperti stroke. Seseorang yang mempunyai keluhan tidak semerta langsung diterapi. Oman memilki cara untuk mendeteksi penyakit yang diderita pasien. “Kalau ditekan ditempat yang menjadi sumber penyakit terasa sakit, di tempat itu dilalukan sengatan, jadi tidak sembarangan,” jelasnya.
Jumlah sengatan tergantung pada jenis penyakit. Namun, satu sengatan di titik-titik tertentu dianggap cukup sebagai perkenalan. “Buat yang baru terapi biasanya diberi satu atau dua sengatan, kalau yang sudah biasa biasa sampi tujuh tapi tidak boleh lebih dari 10, kalau terlalu banyak bisa meriang meski daya tahan tubuh pasien kuat,” jelasnya.
Sengatan lebah yang sedang bereaksi di tubuh ditandai dengan ketidaknormalan sejenak yang sifatnya individual. Reaksi pasien berbeda-beda, apakah sebelumnya pernah disengat lebah atau tidak. Biasanya pasien akan mengalami reaksi lokal dan sistemik. Ciri reaksi lokal adalah pembengkakan di sekitar lokasi sengatan, gejala klinisnya gatal, nyeri, dan kaku. Reaksi sistemik berupa demam, lemas, telinga berdengung, dan pusing.
Untuk menetralkan kondisi tersebut, dia menganjurkan konsumsi madu dan mengoleskan minyak gosok di bagian yang bengkak dan gatal. Karena itu, terapi sengat lebah akan lebih efektif bila dikombinasikan dengan pemberian madu, propolis, pollen, atau royal jelly. “Pasien yang pertama kali disengat dan daya tahan tubuhnya jelek biasanya suka meriang. Saya menganjurkan pasien untuk minum madu dan jangan mandi,” imbuh Oman.
Mengapa Sengat Lebah begitu istimewa?
Sengat lebah mempunyai bisa yang mengandung air dan enzim-enzim seperti fosfolipase A dan hialuronidase, zat melitin, adolapian, apamin dan MCD-peptida. Pengobatan sengat lebah telah terbukti sejak zaman dahulu dan dapat dibuktikan pada pengobatan modern untuk mengobati Rematik. Seperti:
1. Radang persendian,
2. Radang arthritis
3. Pengapuran
4. Radang bahu
5. Penyakit tulang leher
6. Sakit syaraf
7. Urat kejepit
8. Kaki tangan kesemutan
9. Asam urat
10. Bagian tubuh mati rasa
11. Gout, dll.
Penyakit Rematik dan Asam Urat adalah penyakit yang umum di jumpai pada masyarakat Indonesia terutama memasuki usia tua. Gejala yang biasa dijumpai adalah nyeri, bengkak sendi, kaku ketika bangun tidur, otot nyeri dan kesemutan, kepala pusing, badan pegal-pegal, lemah/lesu, dll.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silahkan komentar Disini